Ilustrasi
Madaniy.Com - Tunjangan Hari Raya disingkat THR merupakan salah satu keunikan yang selalu ditunggu setiap menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Istilah THR begitu akrab di telinga seluruh lapisan masyarakat, tak memandang besar kecil, tapi kehadirannya menjadi kebanggaan yang membahagiakan di saat merayakan Hari Kemenangan.
Meski bernama tunjangan, namun beragam bentuk THR yang didistribusikan selama ini, mulai dari perangkat shalat, baju, makanan dan minuman, hingga uang tunai.
Begitu pentingnya THR ini, sehingga pemerintah melalui Kementerian Tenaga Kerja melakukan pengawasan langsung terhadap realisasiya di perusahaan-perusahaan dan lembaga pemerintahan.
Pada prakteknya, pemberian THR memberikan dampak psikologis luar biasa bagi si penerima. Sebuah keterikatan emosional yang terjalin alamiah, antara si pemberi dan si penerima.
Penerima THR merasakan sebuah kepedulian yang demikian luar biasa dari si pemberi, hal yang tak akan bisa dilupakan begitu saja.
Tahun 2018 ini, perayaan Hari Raya Idul Fitri diperkirakan pada tanggal 15-16 Juni 2018, atau hanya 11 hari menjelang hari pemungutan suara Pilkada Serentak 2018.
Momentum ini, diperkirakan juga memberikan kesempatan bagi seluruh kontestan Pilkada Serentak, khususnya dalam Pilgubri 2018.
"Ibarat hukum gravitasi newton, akan terjadi gaya tarik menarik antara kandidat Gubri dengan calon pemilih," kata sumber Madaniy.
Pertarungan inilah yang akan sangat menentukan hasil akhir Pilgubri 2018, yang sesungguhnya. "Karena secara sosio cultural, masyarakat Riau belum bisa lepas dari fenomena ini," tambahnya.
Sangat beralasan, karena hal ini sangat erat kaitanya dengan tingkat ekonomi dan pemahaman politik masyarakat yang masih rendah, di Riau.
"Tingkat pendidikan dan pemahaman politik yang masih rendah serta persoalan ekonomi, memberikan jalan bagi lahirnya sikap fragmatis di tengah masyarakat. Inilah realitasnya," kata sumber Madaniy.
Lalu bagaimana dengan elit poltik di Riau? Akankan memanfaatkan fenomena ini sebagai sebuah peuang untuk mencapai tujuan, atau membiarkan demi sebuah idealisme dan kejujuran berpolitik sesuai dipropagandakan. Politik Jujur dan bersih.
Yuki Chandra