Kepala BNN Provinsi Riau Brigjen Pol untung Subagio didampingi Kombes Pol Iwan Eka Putra
Madaniy.Com - Kegagalan pengungkapan pemilik 5.000 butir ekstasi, akibat Razia Yustisi yang dilaksanakan Satpol PP Pekanbaru, Jumat (23/8/2019) tak membuat Kepala BNN Provinsi Riau patah arang.
"Kami justru menjadi semakin termotivasi untuk meningkatkan koordinasi dalam upaya pengungkapan kasus-kasus narkoba di Riau," kata Brigjen Pol. Untung Subagio kepada awak media, Sabtu (24/8/2019).
Menurut Untung Subagio, gesekan di lapangan itu adalah hal biasa, karena pihak-pihak yang bergesek sama-sama menjalankan tugas masing-masing. Jadi perlu dipahami sebagai sebuah kejadian yang sangat situasional.
"Secara psikologis tentu saja, akan ada tindakan, ucapan dan sikap yang diluar kendali. Semua ini sangat manuasiawi, karena pihak tersebut tengah dibebani tugas yang harus dijalankan," katanya.
Bagi BNNP Riau, peristiwa adu mulut antara anggotanya dengan Kepala Satpol PP tak perlu dibesar-besarkan, karena masyarakat akan menilai sikap kita. Keadaan ini harus direspon dengan penuh kedewasaan sebagai aparatur.
"Setelah mencermati persoalan yang terjadi di lapangan, kami akan menemui Walikota Pekanbaru untuk berkoordinasi sekaligus meminta kembali komitmen beliau dalam pemberantasan peredaran Narkoba di Pekanbaru," kata Untung.
Bagi Kepala BNN Riau, sangat beralasan menemui Walikota Pekanbaru sebagai atasan langsung Kasatpol PP Pekanbaru, karena benturan aparat di lapangan tidak sewajarnya digoreng dan diviralkan di media.
"Peristiwa tersebut jelas mencoreng nama baik kedua institusi, yakni Pemerintah Kota Pekanbaru dan BNNP Riau, kami tak ingin hal ini berlarut di ekspos media, jelas hal ini tak wajar," tegasnya.
Kombes Pol Iwan Eka Putra yang baru seminggu menjabat Kabid Pemberantasan BNNP Riau, tak menyangkal jika dirinya sangat kecewa ketika terjadi Razia Yustisi tersebut.
"Terus terang saya sangat kecewa dengan kejadian tersebut, namun pertanyaannya apakah kita akan terus berlarut-larut dalam hal ini, kita harus sikapi dengan bijaksana dan perbaiki di masa mendatang," katanya.
Bagi Iwan, kejadian ini menjadi pelajaran baginya untuk terus meningkatkan kinerjanya dalam pemberantasan peredaran narkoba di Provinsi Riau.
"Saat ini Riau berada di peringkat 9 nasional peredaran narkoba, ini musuh nyata yang harus kita kejar. Dan Pekanbaru salah kota dengan permintaan narkoba yang cukup tinggi, dengan kondisi ini sangat tak ada waktu untuk berpolemik, hanya menjalankan tugas pimpinan yang ada dalam fikiran kami," tegasnya.01