Larangan Dicabut, Imigran Muslim Tiba di AS Berurai Air Mata

Senin, 06 Februari 2017 - 07:24:39 WIB
Larangan Dicabut, Imigran Muslim Tiba di AS Berurai Air Mata Aksi unjuk rasa memprotes kebijakan Presiden AS Donald Trump yang melarang masuk imigran Muslim.

Boston, AS, Madaniy.Com - Wisatawan dari tujuh negara mayoritas Muslim yang semula dikenai larangan penerbangan oleh Presiden Donald Trump telah tiba di Amerika Serikat dengan berurai air mata.

Maskapai penerbangan di seluruh dunia memperbolehkan penerbangan ke AS seperti biasa, setelah hakim federal mencabut larangan tersebut.

Fariba Tajrostami, seorang pelukis 32 tahun dari Iran, datang lewat Kennedy Airport New York dengan senyum lebar dan air mata mengambang berkaca-kaca.

Ini Sosok James Robart yang Menghentikan Kebijakan Imigran Trump

"Saya sangat senang. Saya belum melihat saudara-saudara saya selama sembilan tahun," ucapnya, dilansir dari Associated Press, Senin (6/2).

Tajrostami sudah mencoba terbang ke AS dari Turki lebih dari sepekan lalu, tapi ditolak. Tajrostami berencana untuk belajar seni di AS dan berjumpa suaminya di Dallas. Sang suami pindah dari Iran enam bulan silam dan bekerja di sebuah dealer mobil.

Senasib, Mahsa Azabadi (29 tahun), seorang blasteran Iran-Amerika yang tinggal di Denver juga sempat terancam tertunda pernikahannya setelah tunangannya, Sorena Behzadfar, ditolak naik pesawat dalam perjalanan dari Iran ke AS pada 28 Januari.

"Sudah sepekan benar-benar sulit untuk mencari tahu apa yang akan terjadi pada kami," ujar Mahsa.

Peneliti asal Iran, Nima Enayati, sekaligus kandidat doktor di Milan juga dicegah naik pesawat ke AS pada 30 Januari. Nima hendak melakukan penelitian tentang bedah robotik di Stanford University, California.

Sebelumnya, AS membatalkan visa hingga 60 ribu orang asing dalam sepekan setelah larangan perjalanan dari Suriah, Irak, Iram, Sudan, Somalia, Libya, dan Yaman diberlakukan. Trump juga menangguhkan hampir seluruh penerimaan pengungsi selama 120 hari dan larangan terhadap pengungsi Suriah tanpa batas waktu.

Kebijakan ini memicu protes, serta menjegal sekian banyak mahasiswa dan peneliti masuk AS. Di Kairo, para pejabat mengatakan sebanyak 33 migran AS asal Yaman, Suriah, dan Irak sudah naik ke penerbangan pada Ahad (5/2).

Sumber: Republika


TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

Pemimpin Dunia Kritik Perintah Trump

Senin, 30 Januari 2017 - 20:01:57 WIB

Perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump yang melarang warga dari negara mayoritas Muslim seperti Irak, Suriah, Iran, Yaman, Sudan, Libya dan Somalia masuk ke Amerika menimbulkan keprihatinan para

Konferensi Internasional 4 Negara ICEASD

Hebat! DR Husnul Didaulat Jadi Pembicara Utama

Sabtu, 10 Maret 2018 - 12:11:56 WIB

Dosen Geologi Universitas Islam Riau, Dr. Eng. Husnul Kausarian, M.Sc, PhD menjadi pembicara utama (keynote speaker) Konferensi Internasional (International Conference on Enviromental Awareness for Su

Cuaca Ekstrim Sambut Kontingen Garuda Bhayangkara IX di Darfur Sudan

Sabtu, 11 Februari 2017 - 18:28:24 WIB

Kontingen Garuda Bhayangkara IX tiba di Bandara El- Fasher, Kota El Fasher, ibukota Darfur Utara pada tanggal 21 Januari 2017. Cuaca yang cukup ekstrim harus dialami oleh kontingen kebanggaan Polri i

Bom Tewaskan Tujuh Orang di Helmand Afghanistan

Sabtu, 11 Februari 2017 - 20:08:35 WIB

Bom bunuh diri menewaskan tujuh orang dan melukai 20 orang lain di luar kantor bank di Ibu Kota Provinsi Helmand, Afghanistan, Sabtu (11/2).

Raja Salman Dianugerahi Gelar Doktor Kehormatan

Selasa, 28 Februari 2017 - 06:34:45 WIB

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, dianugerahi gelar doktor kehormatan dari University of Malaya (UM) di Kuala Lumpur. Gelar diberikan atas usaha mempromosikan perdamaian, solidaritas dan pemahama

Hanya Gara-gara Diekspos Sumbang Melon dan Kepiting, Seorang Menteri di Jepang Mundur

Ahad, 27 Oktober 2019 - 13:20:26 WIB

Dikutip dari BBC.Com, Menteri Perdagangan Jepang, Isshu Sugawara ini akhirnya mundur dari jabatannya karena dituduh telah melanggar undang-undang pemilihan umum di negara itu.