Indonesia Dinilai Belum Fokus dalam Industri Pertahanan

Ahad, 19 Februari 2017 - 20:34:50 WIB
Indonesia Dinilai Belum Fokus dalam Industri Pertahanan Prajurit Kopassus berada didekat deretan senjata yang selama ini digunakan oleh pasukan elite angkatan darat tersebut, pada pameran Alutsista di Semarang, Jateng, Minggu (13/12).

Jakarta, Madaniy.Com - Pemerintah dinilai sejak lama tidak menaruh perhatian pada industri pertahanan dalam negeri sehingga belum mampu memproduksi sendiri persenjataan. Indonesia masih lebih banyak menggantungkan diri pada negara lain dalam hal suplai persenjataan baik untuk angkatan darat, laut dan udara.

Dosen Universitas Pertahanan, Andrea Abdul Rahman mengatakan, salah satu permasalahan yang membuat industri dalam negeri belum mampu membuat alat pertahanan secara masif dikarenakan minimnya transfer ilmu dari negara-negara yang selama ini menyuplai produk pertahanan. Transfer ilmu urung terjadi karena Indonesia dinilai tidak serius dalam hal tersebut.

"Frame work negara kita ini tidak serius mengurusi pertahanan. Jadi negara lain juga malas untuk membantu Indonesia," kata Andre dalam sebuah diskusi di Cikini, Ahad (19/2).

Ketikdseriusan itupun terlihat dari anggaran yang dikucurkan Pemerintah untuk sektor pertahanan, khususnya dalam pembelian Alutsista. Minimnya dana untuk memperkaya pertahanan ini membuat TNI kesulitan dalam meyakinkan industri pertahanan ‎lain untuk membantu Indonesia. Sebab, trasnfer ilmu ini bisa diberikan ketika banyak produk pertahanan yang dibeli dari industri tersebut.

Managing Director Lembaga Manajemen Universitas Indonesia Toto Pranoto menjelaskan, ‎dalam undang-undang pertahanan No 16 tahun 2012 sebenarnya telah dijelaskan bahwa pembelian alat pertahanan dari luar negeri mewajibkan ada imbal dagang, kandungan lokal, dan 'offset'. Pembelian dari luar negeri pun mengharuskan pemeliharaan di dalam negeri.

Namun, pada praktiknya, penerapan undang-undang ini sulit dijalankan. Sebab proses dalam perdagangan yang mengharuskan adannya kandungan lokal atau transfer ilmu justru tidak sesuai dengan keinginan Pemerintah.

"Nah kemauan dari pemegang kekuasan dan pemerintah untuk bisa merebut teknologinya dan memproduksi itu (alat pertahanan) seharusnya bisa," kata Toto.

Sumber: Republika


TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

Teratur Asah Kemampuan Menembak Prajurit Lanud Rsn

Selasa, 21 Maret 2017 - 17:49:13 WIB

Kemampuan prajurit akan semakin baik jika terus berlatih, seperti yang dilakukan personel Lanud Roesmin Nurjadin latihan menembak darat di Lapangan Tembak Lanud Rsn, mulai Selasa (21/3).

Kasau Kunker ke Lanud Roesmin Nurjadin, Tinjau Latma TNI AU-USPACAF

Jumat, 25 Juni 2021 - 16:32:06 WIB

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, SE, MPP melaksanakan kunjungan kerja (Kunker) ke Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn), Pekanbaru, Kamis (24/6/2021).

Laksanakan Perintah Panglima TNI

175 Personil Lanud Rsn Jalani tes Urine

Senin, 30 Januari 2017 - 10:44:49 WIB

Sebanyak 175 personil Lanud roesmin Nurjadin menjalani Tes Urine usai melaksanakan Apel Senin, di Base Ops Lanud, Senin (30/1).

Jelang Puncak HUT TNI AU, Lanud Rsn Gelar Doa Bersama

Jumat, 05 April 2019 - 16:19:59 WIB

Lanud Roesmin Nurjadin gelar doa bersama dalam rangka peringatan HUT ke-73 TNI Angkatan Udara yang diperingati pada tanggal 9 April 2019. Kamis (4/4/19).

Babinkamtibmas Ini Bangun Karakter Bangsa Lewat Sepakbola

Senin, 29 Juli 2019 - 00:51:30 WIB

Hal inilah yang dirasakan dan dilakukan Bintara Senior yang bertugas sebagai Babinkamtibmas di Lipat Kain ini, hobi sepakbola yang begitu mendarah daging pada dirinya, justru menjadi salah satu sarana

Perpisahan Penuh Keakraban Pada Malam Wira Club

Melepas 17 Perwira Lanud Rsn Pindah Tugas

Kamis, 18 April 2019 - 09:08:50 WIB

Adanya pertemuan selalu diikuti dengan adanya perpisahan, datang dan pergi selalu adalah dinamika kehidupan rutin di lingkungan kedinasan seperti TNI Angkatan Udara.