Perjalanan Panjang Menuju Lanud Andalan

Pangkalan Militer Tiga Zaman

Ahad, 12 Februari 2017 - 11:26:49 WIB
Pangkalan Militer Tiga Zaman Hawk 100/200 dari Skadron udara 12 menjadi andalan Lanud Roesmin Nurjadin hingga saat ini.

Madaniy.Com - Pangkalan TNI Angkatan Udara Pekanbaru yang dulunya terkenal dengan nama Pelabuhan Udara Simpang Tiga telah mulai dioperasionalkan sejak Zaman Penjajahan Belanda.   

Perizinan penggunaan tanah untuk lapangan udara tersebut diberikan oleh Sultan Siak kepada Pemerintah Belanda yang tertuang dalam Surat Sultan Siak No. 9 tanggal 10 Juli 1930 yang diperbaharui sampai 1937. Luas area tanah yang digunakan untuk lapangan udara tersebut meliputi Timur-Barat 1.090 m Utara-Selatan 3.000 m.

Pada zaman Belanda lapangan udara tersebut berfungsi sebagai pelabuhan Militer Belanda disamping untuk perhubungan dalam perusahaan. Hal ini berlaku sampai Jepang masuk ke Indonesia. Oleh Jepang karena Pelabuhan Udara ini merupakan kunci Selat Malaka, maka dipakai pula sebagai basis dari Angkatan Udara Jepang.   

Fungsi ini setelah Indonesia merdeka, juga sebagai Pangkalan Perhubungan dan Pangkalan Militer dimana pada masa Perang Fisik di sini ditempatkan pesawat udara yang dipimpin oleh Opsir Udara II Sukotjo.

Pada masa penumpasan PRRI 1958 Pangkalan ini dipakai sebagai Pangkalan Operasi untuk basis penumpasan PRRI. Dari sini dilakukan serangan udara untuk merebut Medan dan Sumatera Barat/Padang.   

Pada masa Dwikora tahun 1964 Pangkalan ini kembali berfungsi sebagai Pangkalan Operasi, dimana berbagai jenis pesawat udara tersusun yang terdiri dari beberapa skadron sebagai persiapan untuk basis udara.

Pada waktu Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya tanggal 17-8-1945, Pangkalan Udara tersebut diambil alih oleh Mobil Brigade (Mobri) sekarang Brimob, selanjutnya oleh Mobri diserahkan kepada Angkatan Darat untuk pengawasan dan keamanannya.   

Di Pangkalan Udara ini ditempatkan Resimen IV Angkatan Darat dengan Komandan Resiment Letkol Hasan Basri. Sedangkan yang ditugaskan di Pangkalan Udara adalah Kapten Panjaitan (TNI-AD) dengan tugas utama ; memperhatikan keadaan lapangan yaitu mengawasi pesawat-pesawat Sekutu yang turun naik/landing-take off di Pekanbaru.   

Adapun aktivitas pesawat-pesawat tersebut adalah mengangkut tawanan Tentara Jepang dan Belanda. Pada tahun 1947 Pengkalan Udara Pekanbaru diserah terimakan kepada TNI-AU di bawah Pimpinan Opsir Udara Dua Sukotjo.

Pada waktu Agresi Belanda II, Pangkalan Udara Pekanbaru seakan-akan   dikosongkan oleh TNI AU karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk bertahan, dalam hal ini seluruh anggota TNI-AU ditarik ke Bukittinggi, Sumatera Barat.

Hawk 100/200 Andalan Skadron uUara 12
Pada tahun 1952 karena Pangkalan Udara Pekanbaru terjadi kekosongan pimpinan, maka akhirnya ditunjuk Pratu Ibrahim untuk menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Pekanbaru.  

Pada masa itu mulai dikirim personil-personil dari Pusat untuk menempati seksi-seksi/bagian-bagian penting di Pangkalan Udara Pekanbaru, dengan pusat pimpinan di Pangkalan Udara Tabing, Padang.

Pada tahun 1958-1959, Komandan  Pangkalan Udara Pekanbaru dijabat oleh Lettu Pas. Nikijuluw. Oleh karena di Pekanbaru waktu itu dalam masa transisi antara Pemerintah RI dan PRRI, maka ditugaskan Lettu Psk Nikijuluw untuk menetralisir keadaan Pangkalan Udara (PU), sekaligus diperintahkan untuk menjabat Komandan Lanud Pekanbaru.   

Pada tahun 1959-1961, Komandan Pangkalan Udara Pekanbaru dijabat oleh Kapten Psk Soenardi. Kedatangannya di Lanud Pekanbaru dalam rangka tugas opersi sesuai situasi dan kondisi waktu itu.

Pada tahun 1961-1966 Pangkalan Udara Pekanbaru dibawah Pimpinan Komandan Lanud Mayor Psk Marzoeki. Pada waktu itu mulai ada peningkatan di Lanud Pekanbaru, baik yang bersifat fisik maupun non fisik, seperti kesejahteraan anggota mulai meningkat, pembangunan kantor Staf Lanud lama (sekarang Mess Paskhasau), pembangunan sarana ibadah dan adanya gagasan untuk membangun asrama.

Pada tangal 14 Juli 1971, dengan bertambahnya jumlah personil maka mulai dibangun pula asrama-asrama untuk mendukung pelaksanaan tugas seperti Aula, Gor, juga pembinaan disiplin mulai ditingkatkan.

Pada tanggal 8 Desember 1980 mulai ada pembangunan Run Way, perlebaran landasan dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan sebagai persiapan untuk menyambut datangnya Skadron Udara 12 dengan pesawat-pesawat tempur A-4 Skyhawk  buatan Amerika Serikat oleh pabrik MC. Donnel Douglast.

Dengan adanya penambahan struktur organisasi di TNI Angkatan Udara, serta adanya pertimbangan lain dari pimpinan maka pada tanggal 7 September 1983 Operasi Boyong pertama anggota Skadron Udara 12 dilaksanakan dari “Home Base” lama Lanud Iswahyudi ke’Home Base” Lanud Pekanbaru.   

Kemudian baru Alutsistanya berupa 4 (empat) buah pesawat tempur jenis A-4 Skyhawk.  Dengan demikian type Pangkalan TNI AU Pekanbaru berubah dari Lanud type B menjadi Lanud type A-2.

Pada tanggal 14 September 1983, dengan adanya pengembangan Lanud maka kantor Staf Lanud dipindahkan dari kantor lama (sekarang Mess Paskhas) ke kantor baru sekarang ini.

Kemudian karena tugas-tugas yang semakin berat maka jumlah kekuatan pesawat tempur A-4 Sky Hawk ditambah menjadi 16 (enam belas) buah berikut personilnya.

Pada masa kepemimpinan Kolonel PNB Holkie BK, dengan semakin berkembangnya Skadron Udara 12 akhirnya kantor staf Skadron Udara 12 dipindah dari kantor lama (sekarang kantor Provost dan Intelud) ke kantor baru.   

Pada tangal 14 Juli 1988 tugas dan tanggung jawab Komandan Pangkalan Udara Lanud Pekanbaru diserahterimakan kepada Kolenel Pnb Tamtama Adi.

Pada waktu itu mulai dibangun lapangan tembak dari udara ke darat “AWR SIABU” di daerah TK II Kampar, kemudian dibangun juga lapangan golf Simpang Tiga.

Pada tanggal 23 Desember 1991 tugas dan tanggung jawab komandan diserahterimakan dari Kolonel Pnb Agus Soewarno.

A4 Skyhawk menjadi Andalan Lanud Rsn
Untuk lebih meningkatkan kualitas para penerbang tempur, di Lanud Pekanbaru telah dibangun gedung ACMR (Air Combat Manouvering Range) bekerja sama dengan Singapore Armed Force (SAF), disamping itu juga dilaksanakan penyempurnaan lapangan tembak “Air to Ground” AWR Siabu dengan membangun beberapa fasilitas pelengkap.

Pada tanggal 1 Mei 1993 pucuk pimpinan Lanud Pekanbaru dipegang oleh Kolonel PNB Wartoyo. Pada saat itulah Skadron Udara 12 diperintahkan oleh pimpinan TNI AU untuk segera melaksanakan boyong ke Lanud Hasanuddin.   

Adapun opersi boyong dilaksanakan mulai tanggal 25 Agustus 1995 sebanyak 11 (sebelas) pesawat. Kemudian disusul dengan peralatan lainnya, seperti “GSE Power dan Power”.   

Selanjutnya dalam rangka peralihan status dari pangkalan udara type A-2 menjadi Pangkalan Udara type A-1, di Lanud Pekanbaru sedang dipersiapkan sarana dan prasarananya yang hampir selesai pembangunan dan pengadaannya, seperti pembangunan Gedung Skadron Teknik 045, GPL, Loxplant, Alms, Gedung Simulator, Shelter, kantor Staf Skadron dan kantor alkat (Alat Keamanan Terbang).

Fighter Skadron Udara 12
Sedangkan Alut Sista Udara yang akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru (Skadron 12) adalah pesawat tempur Hawk 100/200 buatan British Aerospace (BAE).   

Dengan demikian Pangkalan TNI AU Pekanbaru nantinya menjadi ujung tombak pertahanan udara di wilayah barat Republik Indonesia dan siap untuk melaksanakan tugasnya.

Sumber: Pentak Rsn
Editor: Yuki Chandra


TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

Sumpah Nabi Ayyub 100 Pukulan bagi Istrinya

Senin, 27 Februari 2017 - 18:08:48 WIB

Saat istrinya kembali ke pangkuannya, Nabi Ayyub bermaksud melaksanakan sumpahnya dengan 100 kali pukulan.

Mari Contoh Sikap Rasulullah Ketika Hadapi Kaum Munafik

Senin, 27 Februari 2017 - 14:19:16 WIB

Sebagai seorang Nabi yang berhubungan langsung dengan Allah, Nabi tentu tahu apakah seorang itu munafik atau bukan. Allah telah menginformasikan kepada Nabi tentang kemunafikan tokoh munafik Abdullah

Sejarah Lanud Roesmin Nurjadin

14 Tahun Dibekukan karena Usia Mig-19 dan Mig-21

Ahad, 05 Februari 2017 - 22:11:22 WIB

Seiring dengan perubahan situasi serta usia pakai kedua jenis pesawat tersebut yang sulit untuk dapat dipertahankan, maka Sakdron Udara 12 sementara dibekukan dari tugas-tugasnya sebagai salah satu ke

Kesabaran Nabi Ayyub

Senin, 27 Februari 2017 - 18:12:03 WIB

Dalam Alquran, dijelaskan, Nabi Ayyub AS adalah seorang utusan Allah yang sangat sabar. Ia disebut-sebut sebagai seorang hamba yang paling baik karena kesabarannya itu.

Sepenggal Cerita Sispala Galapagos II

'Galapagos' Pertarungan di Gadut - Lubuak Paraku

Ahad, 16 September 2018 - 23:49:22 WIB

Waktu masih menunjukkan pukul 06.15 WIB, namun seratusan siswa SMA 1 Padang telah berkumpul di halaman gedung sekolah.

Ulama itu Ma’ruf Amin

Selasa, 07 Februari 2017 - 07:01:22 WIB

Ma’ruf Amin juga dapat dibaca sebagai sifat yang melekat pada pribadi tokoh ini, yaitu yang dikenali dengan kebaikannya dalam maknanya yang luas (Ma’ruf) dan yang dapat dipercaya (Amin)