Salah seorang pelaku usaha Mikro binaan PT Pertamina MOR I
Madaniy.Com – Memasuki era kenormalan baru, Indonesia berjuang untuk bangkit dari dampak ekonomi akibat pandemi. Menteri Perdagangan Indonesia menyebut aktivitas perdagangan sudah kembali dibuka. Meski belum 100 persen mengembalikan omzet, namun setidaknya pelaku usaha kini mulai mendapat pemasukan.
Di Riau sendiri, upaya menggerakkan ekonomi khususnya sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terus digencarkan. Salah satunya melalui akses permodalan dan pembinaan UMKM yang dilakukan Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I bersinergi dengan Dinas Perindustrian dan Perdangangan Koperasi & Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop & UKM) Riau.
Dikemas dalam acara webinar, Pertamina MOR I dan Disperindagkop Riau mensosialisasikan Program Kemitraan dan Pinky Movement Pertamina Bagi UMKM di Riau, Senin (22/06). Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 54 peserta terdiri dari para kepala dinas Perindagkop UKM kabupaten kota, serta pelaku UMKM Riau.
"Program Kemitraan Pertamina memberikan akses permodalan bergulir super lunak bagi UMKM. Nilai pinjaman mencapai 200 juta, dengan biaya administrasi hanya tiga persen per tahun menyusut," ungkap Roby Hervindo, Unit Manager Comm, Rel, & CSR MOR I dalam ajang webinar.
Akses permodalan bagi UMM ini, dikombinasikan dengan program konversi penggunaan elpiji 3 kg menjadi elpiji Bright Gas 5,5 kg. Sehingga UMKM yang menjadi mitra binaan Pertamina juga menjadi pengguna Bright Gas 5,5 kg.
Hingga Mei 2020, lanjut Roby, pihaknya telah menyalurkan dana pinjaman sebesar 2,26 miliar rupiah kepada 37 UMKM di wilayah Pekanbaru, Kampar, Dumai dan Bengkalis. Tahun ini, Pertamina MOR I menyiapkan dana sebesar 18 miliar untuk permodalan UMKM.
Asrizal, Kepala Dinas Perindagkop & UKM Provinsi Riau, menyambut baik Program Kemitraan ini. "Saat ini di Riau terdapat kurang lebih 10 ribu industri kecil dan mikro serta 263 ribu UKM yang terdampak ekonominya akibat pandemi. Diantara kendala yang mereka hadapi adalah pendanaan dan pemasaran," kata Asrizal.
Oleh karenanya Disperindagkop & UKM Riau menyambut baik sinergi program permodalan dan pembinaan ini. "Kami juga intensif melakukan upaya untuk membangkitkan UMKM Riau. Melalui strategi intervensi yaitu penyediaan bahan baku dan penolongnya. Juga strategi garansi untuk menjamin produk UKM diterima pasar," sambung Asrizal.
Disamping memberikan akses permodalan bergulir, Program Kemitraan Pertamina juga memberikan pembinaan dan pembimbingan bagi UMKM mitra binaan. Melalui pelatihan dan pengembangan pemasaran.
Misalnya, awal tahun 2020 ini Pertamina MOR I memberikan bantuan pengurusan izin usaha kepada 30 UMKM mitra binaannya secara gratis. UMKM didampingi dan dipandu dalam mendapatkan izin usaha seperti pangan industri rumah tangga (PIRT), label Halal MUI, izin usaha mikro kecil (IUMK) hingga label gizi.
Ramna, pengusaha kuliner Bells Kitchen, pada kesempatan webinar menceritakan pengalaman menjadi mitra binaan Pertamina.
"Awalnya kami memang waswas, apa mungkin ada pihak yang bisa membantu jadi bapak asuh. Ternyata mendapat jawaban positif. Kini usaha saya makin meningkat, bahkan bisa membantu ibu-ibu rumah tangga yang tadinya tidak punya penghasilan," kata Ramna.
"Kami berharap pelaku UMKM Riau dapat memanfaatkan peluang permodalan dan pembimbingan dari Pertamina ini. Para kepala dinas Perindagkop kota dan kabupaten mohon menyiapkan data rekomendasi UMKM untuk mendapat permodalan ini. Pelaku UMKM juga jemput bola, ajukan ke dinas. Kita bersinergi untuk membangkitkan kembali perekonomian Riau," tutup Asrizal.***
Sumber: Comm, Rel, & CSR MOR I