Mahfud: Ketidakadilan dan Kesenjangan Munculkan Radikalisme

Selasa, 28 Februari 2017 - 07:44:36 WIB
Mahfud: Ketidakadilan dan Kesenjangan Munculkan Radikalisme Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD

Jakarta, Madaniy.Com – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, menilai peristiwa teror bom di Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat, menandakan bahwa deradikalisasi yang dijalankan saat ini belum maksimal. Pelaku teror yang diketahui mantan narapida perkara terorisme bisa jadi petunjuk soal itu.

"Proses pembinaan para teroris supaya sadar. Dengan ditangkap dan diadili dan menjalani hukuman agar tidak mengulangi lagi. Kalau dilihat dari segi itu deradikalisasi gagal," kata Mahfud MD ditemui di kampus Universitas Airlangga Surabaya, Jawa Timur, pada Senin, 27 Februari 2017.

Namun, kata Mahfud, secara umum program deradikalisasi yang dijalankan pemerintah melalui segala lini tergolong berhasil. "Secara umum deradikalisasi berhasil. Kenapa? Karena teroris itu, kan, banyak, tetapi yang melakukan pengulangan-pengulangan hanya beberapa saja," ujarnya.

Sebenarnya, lanjut Menteri Pertahanan era Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu, banyak faktor kenapa radikalisme dan terorisme tak punah-punah dan sulit dikikis. Di antaranya ialah adanya anggapan bahwa penegakan hukum belum memenuhi rasa keadilan. "Kalau tidak adil, orang akan bilang, 'saya akan bikin keadilan sendiri saja'," kata Mahfud.

Faktor lain yang menyebabkan lahirnya radikalisme ialah kesenjangan sosial. "Kesenjangan juga. Kesenjangan ekonomi itu akan memengaruhi sikap seseorang untuk berbuat radikal," ujar Mahfud.

Kepala Kepolisian RI, Jenderal Polisi Tito Karnavian, mengatakan memang diperlukan program deradikalisasi kepada mereka yang sudah terlibat dengan jaringan kelompok radikal yang tertangkap. "Perlu adanya pendekatan kepada mereka yang di dalam penjara, ketika keluar juga perlu pendekatan. Kalau tidak mereka akan kembali lagi ke jaringannya," ujarnya.

Ledakan terjadi di Taman Pandawa Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Senin, pagi, 27 Februari 2017. Pelakunya diduga dua orang. Satu pelaku berhasil melarikan diri, sementara satu pelaku lagi dilaporkan polisi dengan pelor setelah baku tembak di kantor Kelurahan Arjuna. Teror bom itu terjadi beberapa hari sebelum jadwal kunjungan Raja Salman ke Indonesia.

Sumber: Viva


TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

RS TNI AU Akan Menampung 150 Pasien Rawat Inap

Sabtu, 03 Februari 2018 - 20:04:20 WIB

“Rumah sakit ini nantinya akan dibangun tiga lantai dan diharapkan mampu menampung sampai 150 pasien rawat inap," kata Marsma TNi Age Wiraksono.

BPTD Wilayah IV Laksanakan Sertijab Pejabat Baru Untuk Penyegaran Organisasi

Rabu, 06 Februari 2019 - 11:25:06 WIB

Menghadapi tantangan tugas pada tahun 2019, jajaran Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah IV Provinsi Riau-Kepulauan Riau, melaksanakan Serah Terima Jabatan (Sertijab) tujuh pejabat baru d

Antasari Sebut Hary Tanoe Diutus SBY Minta Aulia Pohan Tak Ditahan

Selasa, 14 Februari 2017 - 15:43:07 WIB

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar mengaku bahwa sekitar Maret 2009, dia pernah didatangi oleh CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo.

Pemerintah Diminta Optimalkan Layanan Kesehatan Haji

Selasa, 07 Februari 2017 - 06:53:43 WIB

Pemerintah harus memberikan pembinaan dan pelayanan kesehatan harus optimal yang dapat diberikan kepada calon jamaah haji. Pembinaan kesehatan sangat penting diberikan kepada jamaah haji, mulai seseor

Menpar Tetapkan Bono Sebagai Destinasi Kelas Dunia

Kamis, 02 Februari 2017 - 20:17:21 WIB

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya optimis Riau belum terlambat membangun sektor pariwisata. Selain kaya akan tradisi dan budaya, terutama Melayu, kondisi alam Riau sebenarnya juga tidak kalah me

Tiga Hawk 100/220 Jemput dan Kawal Anggota Keluarga Besar Jupiter

Jumat, 22 Maret 2019 - 21:18:19 WIB

Ada fenomena unik ketika ke-7 unit pesawat latih jenis KT-1B Wong Bee, melintasi langit Pekanbaru, Kamis (21/03/2019)