Di Gedung inilah, nakhoda PWI Riau untuk lima tahun kedepan ditentukan
Madaniy.Com - Empat nama dari 1.028 anggota PWI Riau dipastikan bakal bersaing meraih simpati dari hampir 300 suara anggota, pada Konferensi PWI Provinsi Riau di Pelalawan, 14-15 Juli 2017 mendatang.
Ke empat calon yang telah mendeklarasikan dirinya untuk maju dalam persaingan tersebut adalah Faisal Sikumbang, Tun Akhyar, Eka Putra dan Zulmansyah.
Bahkan, tiga nama juga turut mendeklarasikan dirinya sebagai calon Sekretaris yakni Mochammad Moralis, Saparuddin Koto dan Eddy Ahmad RM.
Dapat diprediksi jika pesta demokrasinya insan pers di Riau tahun ini jauh lebih semarak jika dibandingkan dengan konferensi-konferensi yang pernah ada.
Amanah pasti yang akan tersandang dengan sendirinya ke pundak Ketua Terpilih nantinya adalah menyelenggrakan organisasi untuk mencapai tujuan dan upaya organisasi, sebagaimana termuat dalam PD/PRT PWI.
Adapun ruh dari tujuan itu sendiri, menegaskan bahwa organisasi wartawan tertua di tanah air ini adalah mendorong profesionalitas anggota yang tidak tersekat dalam kotak-kotak kecil kepentingan.
Setiap langkah yang dilakukan, semata-mata untuk kepentingan seluruh anggota dalam menjalankan profesinya, tanpa terkecuali.
Tapi, jika menilik pada proses politik tiga konferensi terakhir, tarik menarik kepentingan yang terjadi di masa itu, tidak signifikan bagi seluruh anggota PWI Riau.
Ketika Sutrianto terpilih kembali pada 2004, dengan menghangatnya keinginan menjadi tuan rumah Porwanas 2005, justru menjadi senjata yang berbalik mendera pengurus PWI di masa-masa akhir kepengurusan.
Ketika Ketua PWI Riau dijabat Dheni Kurnia, sejumlah perubahan mendasar dilakukan, dengan memasukkan orang-orang muda yang diharapkan bakal menjadi motor organisasi.
Namun di periode pertema kepemimpinannya, Dheni Kurnia ternyata masih menyimpan sejumlah ketidakpuasan, terutama harapan bagi kesejahteraan anggota. Karena sentral ekonomi organisasi yakni koperasi lumpuh terbelit hutang.
Tak mau tenggelam dengan problematika lama, pada periode keduanya menakhodai PWI Riau, profesionalitas kewartawanan dan penataan organisasi menjadi primadona kebijakan.
Ternyata hal ini cukup efektif untuk merealisasi program PWI Pusat dalam peningkatan status kompetensi anggota PWI Riau, dan mendapat antusias anggota.
Namun demikian tak bisa dinafikan, sebuah gading takkan pernah utuh tanpa keretakan, meski sedikit. Ketika wacana Konferensi mulai bergaung, sejumlah persoalan yang selama ini mengganjal organisasi menyeruak dengan sendirinya.
Dari total 1.028 anggota PWI Riau yang terdaftar, pada umumnya berstatus anggota muda dan anggota tak aktif. Sehingga, hanya 280an anggota saja yang memiliki hak suara pada konferensi tahun ini.
Sebuah ironi, meski toleransi yang diberikan sudah demikian longgar, namun sejumlah pembenaran selalu muncul atas sikap tersebut, dan kesalahan kembali dialamatkan kepada pengurus.
Di satu sisi, seorang anggota merasa berhak untuk mendapatkan pelayanan dari organisasi, sementara di sisi lain mengabaikan kewajibannya kepada organisasi secara administrasi.(Bersambung)
Oleh: Yuki Chandra/Anggota PWI Riau